Akhirnya Instagram Izinkan Pengguna Reset Algoritma Reels Agar Konten Lebih Segar

Instagram menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mereset rekomendasi algoritma di Reels, Explore, dan Feed secara total. Update ini memberikan kendali penuh untuk memulai ulang preferensi konten, meninjau akun yang diikuti, serta mengatur topik iklan demi pengalaman yang lebih relevan dan aman.

Penulis:
Terbit:
Diperbarui:
Follow
Fitur Baru Instagram: Reset Algoritma Reels dan Explore

dailytech.id - Pernahkah kamu merasa konten yang muncul di tab Explore atau guliran Reels semakin lama semakin tidak relevan? Mungkin dulunya kamu menyukai video resep masakan, tapi sekarang beranda kamu dipenuhi konten yang sudah tidak lagi sesuai dengan minatmu saat ini. Instagram menyadari rasa frustrasi ini dan akhirnya mengambil langkah besar. Platform media sosial milik Meta ini sedang menguji fitur baru yang sangat dinanti-nanti, yaitu kemampuan untuk mereset atau mengatur ulang algoritma rekomendasi secara menyeluruh.

Langkah ini menjadi titik balik penting dalam bagaimana pengguna berinteraksi dengan media sosial. Selama bertahun-tahun, kita terbiasa “didikte” oleh mesin kecerdasan buatan yang menebak apa yang kita suka berdasarkan riwayat tontonan masa lalu. Namun, minat manusia berubah, dan algoritma sering kali lambat beradaptasi atau justru terjebak dalam pola yang membosankan. Dengan pembaruan ini, Instagram seolah memberikan tombol “refresh” agar pengguna bisa memulai kembali pengalaman mereka dari nol tanpa perlu membuat akun baru.

Kendali Penuh di Tangan Pengguna

Inti dari pembaruan ini adalah memberikan otonomi kembali kepada pemilik akun. Fitur reset ini memungkinkan kamu untuk menghapus jejak data historis yang selama ini digunakan Instagram untuk menyusun rekomendasi konten. Ketika fitur ini diaktifkan, sistem akan melupakan video apa yang pernah kamu sukai, akun mana yang sering kamu intip, dan topik apa yang sebelumnya mendominasi berandamu.

Hasilnya adalah pengalaman yang benar-benar bersih, mirip dengan saat pertama kali kamu mendaftar di Instagram. Tab Explore, Reels, dan Feed akan kembali ke pengaturan awal. Tentu saja, ini berarti untuk sementara waktu konten yang muncul mungkin terlihat acak atau kurang personal. Namun, ini adalah kesempatan emas untuk “melatih” ulang algoritma agar menyajikan konten yang benar-benar kamu inginkan saat ini, bukan apa yang kamu inginkan tiga tahun lalu.

Seiring waktu, rekomendasi akan kembali dipersonalisasi berdasarkan interaksi barumu. Bedanya, kali ini kurasinya didasarkan pada minat terkinimu, memberikan pengalaman scrolling yang jauh lebih segar dan menyenangkan.

Lebih Dari Sekadar Reset Algoritma

Pembaruan ini tidak hanya berhenti pada tombol reset sederhana. Instagram memahami bahwa rekomendasi konten juga sangat dipengaruhi oleh siapa yang kamu ikuti. Sering kali, kita mengikuti akun-akun tertentu karena tren sesaat atau kewajiban sosial, lalu lupa untuk berhenti mengikuti mereka meskipun kontennya sudah tidak lagi kita nikmati.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Instagram juga meluncurkan alat bantu untuk meninjau daftar “Following” atau akun yang kamu ikuti. Fitur ini akan mempermudah kamu melihat akun mana yang paling sering muncul di Feed tetapi jarang kamu ajak berinteraksi. Kamu bisa dengan cepat memilah dan melakukan unfollow massal pada akun-akun yang hanya menjadi “sampah visual” di berandamu. Ini adalah langkah detoksifikasi digital yang efektif untuk memastikan Feed kamu hanya berisi orang-orang dan kreator yang benar-benar ingin kamu lihat.

Selain itu, kendali juga diberikan pada sektor iklan. Pengguna akan memiliki akses yang lebih mudah untuk mengatur preferensi topik iklan. Jika ada kategori produk atau layanan tertentu yang dirasa mengganggu atau tidak relevan, kamu bisa menginstruksikan sistem untuk mengurangi atau menyembunyikan iklan sejenis.

Fokus pada Keamanan dan Kesehatan Mental

Meskipun fitur ini sangat berguna bagi pengguna umum yang bosan dengan konten mereka, latar belakang peluncuran fitur ini sebenarnya jauh lebih serius. Meta, sebagai induk perusahaan, sedang berada di bawah tekanan global untuk meningkatkan keamanan platform bagi pengguna remaja.

Algoritma media sosial sering dikritik karena menciptakan “rabbit hole” atau lubang kelinci, di mana pengguna digiring untuk melihat konten yang semakin ekstrem atau negatif hanya karena mereka pernah berinteraksi dengan satu konten serupa. Bagi remaja, ini bisa berbahaya, terutama jika menyangkut topik sensitif seperti citra tubuh atau kesehatan mental.

Dengan adanya fitur reset ini, remaja yang merasa terjebak dalam lingkaran konten negatif memiliki jalan keluar yang mudah. Mereka bisa menekan tombol reset dan keluar dari gelembung algoritma yang toksik. Ini sejalan dengan komitmen Meta untuk memberikan pengalaman yang lebih aman, positif, dan sesuai usia bagi pengguna muda di seluruh dunia. Adam Mosseri, pimpinan Instagram, telah berulang kali menekankan bahwa prioritas mereka adalah memastikan waktu yang dihabiskan di aplikasi menjadi waktu yang berkualitas, bukan sekadar durasi yang panjang namun kosong.

Mekanisme Teknis di Balik Layar

Secara teknis, bagaimana fitur ini bekerja cukup menarik. Algoritma Instagram bekerja dengan mengumpulkan ribuan sinyal kecil: berapa lama kamu menatap sebuah foto, apakah kamu menyalakan suara pada video, apakah kamu membagikan konten tersebut ke DM, hingga seberapa cepat kamu melewati sebuah postingan.

Ketika kamu memilih untuk mereset rekomendasi, Instagram memutus hubungan antara profilmu dengan database sinyal historis tersebut untuk keperluan rekomendasi masa depan. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini tidak menghapus data pribadimu atau riwayat aktivitasmu secara permanen dari server Meta untuk keperluan analisis internal atau keamanan; ini hanya menghapus bobot data tersebut dalam penentuan konten yang disajikan kepadamu.

Proses “pelatihan ulang” setelah reset akan terjadi secara organik. Setiap like, komen, dan share yang kamu lakukan pasca-reset akan memiliki bobot yang sangat besar dalam membentuk wajah baru Explore dan Reels kamu. Ini memberikan transparansi kausalitas yang lebih jelas: apa yang kamu lakukan hari ini, itulah yang akan kamu lihat besok.

Dampak Bagi Kreator Konten

Kehadiran fitur ini tentu membawa angin segar bagi pengguna penikmat konten, namun bagaimana dengan para kreator? Ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kreator yang selama ini mengandalkan algoritma lama mungkin akan melihat fluktuasi dalam jumlah penonton (views) mereka jika banyak pengikutnya melakukan reset.

Namun di sisi lain, ini adalah peluang besar. Ketika pengguna melakukan reset, mereka aktif mencari konten baru yang menarik. Kreator yang mampu menghasilkan konten berkualitas tinggi, relevan, dan menarik perhatian dalam detik-detik pertama memiliki kesempatan lebih besar untuk ditemukan oleh audiens baru yang sebelumnya tidak terjangkau karena pembatasan algoritma lama.

Kompetisi akan menjadi lebih adil. Konten tidak lagi hanya bersaing berdasarkan siapa yang memiliki riwayat interaksi terlama, tetapi siapa yang paling relevan saat ini. Kreator dituntut untuk terus berinovasi dan tidak terlena dengan basis pengikut lama yang mungkin sudah pasif.

Kesimpulan: Era Baru Kurasi Konten

Uji coba fitur reset rekomendasi ini menandakan pergeseran filosofi Instagram dari platform yang serba otomatis menjadi platform yang lebih berpusat pada kendali manusia. Di tengah gempuran kritik mengenai dampak media sosial terhadap psikologis pengguna, memberikan kendali kembali ke tangan pengguna adalah langkah strategis yang cerdas.

Fitur ini menjawab keluhan klasik tentang algoritma yang “sok tahu” dan sering kali salah menebak. Dengan kombinasi reset rekomendasi, manajemen following yang lebih rapi, dan pengaturan iklan yang transparan, Instagram berusaha membangun kembali kepercayaan pengguna.

Bagi kamu yang sudah merasa jenuh dengan isi Instagram yang itu-itu saja, fitur ini layak ditunggu. Saat fitur ini dirilis secara global nanti, jangan ragu untuk menggunakannya. Jadikan ini momen untuk bersih-bersih digital, membuang yang tidak perlu, dan membangun kembali ruang digital yang inspiratif, menghibur, dan yang terpenting, sehat untuk pikiranmu. Media sosial seharusnya menjadi alat yang melayanimu, bukan sebaliknya, dan pembaruan ini adalah langkah tepat menuju arah tersebut.

Leave a Comment

Facebook ThreadsTwitter (X)